Tasqif FSLDK Surabaya Raya

Acara yang diselenggarakan oleh FSLDK Surabaya dan STAIL Hidayatullah Sabtu, 19 Mei 2013

Memoar LDK MKMI

Tulislah ceritamu yang paling berkesan dan paling menginspirasi orang lain serta prestasi yang kalian dapatkan ditempat kuliah ataupun di dalam kehidupan sehari-hari selama menjadi bagian dari LDK MKMI. Buruan kirim tulisanmu paling lambat tanggal 2 juli 2012 pukul 24.00 wib

New Jaket LDK 2011

New Jaket LDK MKMI Rp 100.000 Akhir Pemesanan Jum'at, 04 November 2011 DP Minimal 50.000 Ayyooo buruan pesan jaket LDK .... !!! :-).

Istihlal Bersama LDK Se-Surabaya

Lembaga Dakwah Kampus Majelis Kajian Mahasiswa Islam (LDK MKMI) Universitas Trunojoyo Madura mendapatkan undangan untuk menghadiri acara Istihlal (halal bi halal) yang bertempat di Masjid Manarul Ilmi, Institut Teknologi Sepuluh November, Sukolilo bersama LDK se –Surabaya yang terdiri dari daerah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan (8-9/10/2011)

Sarasehan Nasional 2011

Ayoo daftar Sarasehan Nasional FSLDK di UGM, tgl 28-30 Oktober 2011

KANTIN LDK

KANTIN LDK Adalah salah satu kegiatan syi'ar rutin tiap mingguan yang dilaksanakan oleh LDK MKMI

REKAM (Rekreasi Alam)

REKAM (Rekreasi Alam) adalah salah satu dari rentetan acara SEMUT 2011 yang bertujuan untuk lebih dekat dengan Allah, lebih dekat dengan alam selanjutnya

Jumat, 24 Mei 2013

Tasqif FSLDK Surabaya Raya "Membumikan Nilai Islam Dalam Praktek Pendidikan”

Posted On 23:59 by Admin 0 komentar


Tasqif kemarin pada tanggal 19 mei 2013 dengan tema ”Membumikan Nilai Islam Dalam Praktek Pendidikan” yang bertempat di Masjid Asrama Hidayatulloh Surabaya memberikan banyak manfaat dan tambahan pengetahuan, selain kita bisa melepaskan rindu kepada saudara dan teman senasib seperjuangan dan mempererat ukhuwah, namun juga menambah keilmuan serta semangat kita tentang bagaimana implementasi nilai Islam dalam pendidikan dan  perkembangan pendidikan Islam. Semoga ini menjadi pengikat kita ukhwah kita yang tidak akan pernah terlepaskan oleh besarnya gelombang kehidupan yang akan terus menerjang. Amin,,
Assalamualaikum wrwb.
Salam sapa dan senyum bersahaja kami haturkan kepada ikhwanufillah dimanapun berada, dapat kita katahui serta dapat kita rasakan bagaimana perkembangan pendidikan di dunia khususnya yang ada di indonesia saat ini. Perkembangan pembangunan, ekonomi, infrastruktur negara ini yang sedikit pesat, tak disertai dengan kemajuan sumberdaya daya manusia (SDM), sehingga mengakibatkan adanya ketidak seimbangan. Ibarat pepohonan yang semakin tinggi menjulang tanpa kekohan, maka disitu juga akan semakin mudah angin akan menerjang dan merobohkannya.
Sedikit membahas tentang pendidikan secara umum saat ini yang sudah dipaparkan oleh Prof. Danoel M. rasyid, salah satunya adalah para orang tua cendrung menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada lembaga-lembaga pendidikan langsung tanpa kontrol. Padahal pendidikan karakter yang sangat dominan dan paling baik adalah pendidikan secara langsung oleh orang tua.
Menurut beliau, lembaga pendidikan saat ini hampir semua lembaga pendidikan yang ada di dunia sudah tidak seperti dulu lagi, artinya system pendidikaan saat ini hampir semua rusak, hanya beberapa saja yang masih bias dikatakan baik. Dan yang di sayangkan juga saat ini lembaga nonformal seolah-olah sudah hilang ciri khasnya, hampir tidak ada bedanya pendidikan formal dan nonformal. Jadi dari pandangan ini bisa kita artikan bahwa sekolah di suatu lembaga sudah tidak penting lagi. Karna belajar tidak harus disekolah, maka dari itu ada siklus baik yang sebenarnya harus diterapkan dalam belajar: praktekàmembacaàmenulisàbicara.
Kemudian sedikit akan membahas apa yang dipaparkan oleh ustd Nur Huda, M.Pd.I, sebenarnya ada konsep belajar dimasa islam klasik, perinsip tauhid artinya sangat menekankan segala sesuatu harus karna Alloh), reflektif (berpengertian bahwa kebaikan sesorang akan berdampak baik pada dirinya), evaluatife (membahas apa yang sudah di capai), diagnostif (sadar akan apa yang dilakukan dan memperbaiki diri), taransparansi dan kejujuran (artinya keterbukaan). Beberapa hal inilah yang sudah banyak tidak berlaku saat ini, itu mengapa sisitem lembaga pendidikan saat ini kurang baik.
Mengaca pada pendidikan Negara kita misalnya, pendidikan kita sekarang bukan hanya bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan memajukan negara, namun pendidikan kita saat ini juga sebagai bisnis yang menghasilkan oknum-oknum tak bertanggung jawab, akhirnya beginilah yang kita rasakan. Kehancuran moral, konflik antar sekolah dimana-mana dan sebagainya, kejadian ini sangat mengiris hati. Benar perkataan Ir. Soekarnoe ”perjuanganku lebih mudah karna mengusir penjajah, perjuanganmu lebih berat karna menghadapi bangsa sendiri” begitulah kurang lebih yang dikatakan beliau. [Hobir]



Minggu, 30 Desember 2012

Belajar Hadist (bag.3)

Posted On 17:06 by Admin 0 komentar

HADITS KE-4



TAKDIR MANUSIA TELAH DITETAPKAN
عن أبي عبدالرحمن عبدالله بن مسعود رضي الله عنه قال حدثنا رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو الصادق المصدوق " إن أحدكم يجمع خلقه في بطن أمه أربعين يوما نطفة ثم علقه مثل ذلك ثم يكون مضغة مثل ذلك , ثم يرسل إليه الملك فينفخ فيه الروح , ويؤمر بأربع كلمات : بكتب رزقه , وأجله , وعمله , وشقي أم سعيد . فوالله الذي لا إله غيره إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار , وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنة
Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.
[Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]


Kalimat, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya ” maksudnya yaitu Air mani yang memancar kedalam rahim, lalu Allah pertemukan dalam rahim tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, “Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan seorang manusia, maka nutfah tersebut mengalir pada seluruh pembuluh darah perempuan sampai kepada kuku dan rambut kepalanya, kemudian tinggal selama 40 hari, lalu berubah menjadi darah yang tinggal didalam rahim. Itulah yang dimaksud dengan Allah mengumpulkannya” Setelah 40 hari Nutfah menjadi ‘Alaqah (segumpal darah)

Kalimat, “kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya” yaitu Malaikat yang mengurus rahim

Kalimat "Sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli surga........" secara tersurat menunjukkan bahwa orang tersebut melakukan amalan yang benar dan amal itu mendekatkan pelakunya ke surga sehingga dia hampir dapat masuk ke surga kurang satu hasta. Ia ternyata terhalang untuk memasukinya karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya di akhir masa hayatnya dengan melakukan perbuatan ahli neraka. Dengan demikian, perhitungan semua amal baik itu tergantung pada apa yang telah dilakukannya. Akan tetapi, bila ternyata pada akhirnya tertutup dengan amal buruk, maka seperti yang dikatakan pada sebuah hadits: "Segala amal perbuatan itu perhitungannya tergantung pada amal terakhirnya." Maksudnya, menurut kami hanya menyangkut orang-orang tertentu dan keadaan tertentu. Adapun hadits yang disebut oleh Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: " Seseorang melakukan amalan ahli surga dalam pandangan manusia, tetapi sebenarnya dia adalah ahli neraka." Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan pujian/popularitas. Yang perlu diperhatikan adalah niat pelakunya bukan perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya' semata-mata karena karunia dan rahmat Allah Ta'ala.

Kalimat " maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. " Maksudnya bahwa, hal semacam ini bisa saja terjadi namun sangat jarang dan bukan merupakan hal yang umum. Karena kemurahan, keluasan dan rahmat Allah kepada manusia. Yang banyak terjadi manusia yang tidak baik berubah menjadi baik dan jarang orang baik menjadi tidak baik.

Firman Allah, “Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku” menunjukkan adanya kepastian taqdir sebagaimana pendirian ahlussunnah bahwa segala kejadian berlangsung dengan ketetapan Allah dan taqdir-Nya, dalam hal keburukan dan kebaikan juga dalam hal bermanfaat dan berbahaya. Firman Allah, QS. Al-Anbiya’ : 23, “Dan Dia tidak dimintai tanggung jawab atas segala tindakan-Nya tetapi mereka akan dimintai tanggung jawab” menyatakan bahwa kekuasaan Allah tidak tertandingi dan Dia melakukan apa saja yang dikehendaki dengan kekuasaa-Nya itu.

Imam Sam’ani berkata : “Cara untuk dapat memahami pengertian semacam ini adalah dengan menggabungkan apa yang tersebut dalam Al Qur’an dan Sunnah, bukan semata-mata dengan qiyas dan akal. Barang siapa yang menyimpang dari cara ini dalam memahami pengertian di atas, maka dia akan sesat dan berada dalam kebingungan, dia tidak akan memperoleh kepuasan hati dan ketentraman. Hal ini karena taqdir merupakan salah satu rahasia Allah yang tertutup untuk diketahui oleh manusia dengan akal ataupun pengetahuannya. Kita wajib mengikuti saja apa yang telah dijelaskan kepada kita tanpa boleh mempersoalkannya. Allah telah menutup makhluk dari kemampuan mengetahui taqdir, karena itu para malaikat dan para nabi sekalipun tidak ada yang mengetahuinya”.

Ada pendapat yang mengatakan : “Rahasia taqdir akan diketahui oleh makhluk ketika mereka menjadi penghuni surga, tetapi sebelumnya tidak dapat diketahui”.

Beberapa Hadits telah menetapkan larangan kepada seseorang yang tdak mau melakukan sesuatu amal dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang tersebut dalam syari’at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang mudah menuju kepada taqdir yang telah ditetapkan untuk dirinya. Orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah :
“Maka Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh keberuntungan”.
(QS. Al Lail :7)

“Kemudian Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh kesusahan”.
(QS.Al Lail :10)

Para ulama berkata : “Al Qur’an, lembaran, dan penanya, semuanya wajib diimani begitu saja, tanpa mempersoalkan corak dan sifat dari benda-benda tersebut, karena hanya Allah yang mengetahui”.

Allah berfirman : “Manusia tidak sedikit pun mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah kehendaki”.(QS. Al Baqarah : 255)


Yuk Belajar Bahasa (chapter 3)

Posted On 16:54 by Admin 0 komentar


DHAMIR
(Kata Ganti)
Dhamir atau "kata ganti" ialah Isim yang berfungsi untuk menggantikan atau mewakili penyebutan sesuatu/seseorang maupun sekelompok benda/orang. Dhamir termasuk dalam golongan Isim Ma'rifah.
Contoh:
أَحْمَدُ يَرْحَمُ اْلأَوْلاَدَ = Ahmad menyayangi anak-anak
هُوَ يَرْحَمُهُمْ = Dia menyayangi mereka
Pada contoh di atas, kata أَحْمَدُ diganti dengan هُوَ (=dia), sedangkan الأَوْلاَد (=anak-anak) diganti dengan هُمْ (=mereka).
Kata هُوَ dan هُمْ dinamakan Dhamir atau Kata Ganti.
Menurut fungsinya, ada dua golongan Dhamir yaitu:
1) DHAMIR RAFA' ( ضَمِيْر رَفْع ) yang berfungsi sebagai Subjek.
2) DHAMIR NASHAB ( ضَمِيْر نَصْب ) yang berfungsi sebagai Objek.
Dhamir Rafa' dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, sedangkan Dhamir Nashab tidak dapat berdiri sendiri atau harus terikat dengan kata lain dalam kalimat.
Dalam kalimat: هُوَ يَرْحَمُهُمْ (= Dia menyayangi mereka):
- Kata هُوَ (=dia) adalah Dhamir Rafa', sedangkan:
- Kata هُمْ (=mereka) adalah Dhamir Nashab.

ضَمِيْر رَفْع
DHAMIR
RAFA' (Kata Ganti Subjek)
Semua Dhamir dapat dikelompokkan menjadi tiga macam:
1. MUTAKALLIM ( مُتَكَلِّم ) atau pembicara (orang pertama).
a) Mufrad: أَنَا (= aku, saya) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
b) Mutsanna/Jamak: نَحْنُ (= kami, kita) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
2. MUKHATHAB ( مُخَاطَب ) atau lawan bicara (orang kedua). Terdiri dari:
a) Mufrad: أَنْتَ (= engkau) untuk Mudzakkar dan أَنْتِ untuk Muannats.
b) Mutsanna: أَنْتُمَا (= kamu berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: أَنْتُمْ (= kalian) untuk Mudzakkar dan أَنْتُنَّ untuk Muannats.
3. GHAIB ( غَائِب ) atau tidak berada di tempat (orang ketiga). Terdiri dari:
a) Mufrad: هُوَ (= dia) untuk Mudzakkar dan هِيَ untuk Muannats.
b) Mutsanna: هُمَا (= mereka berdua) untuk Mudzakkar maupun Muannats.
c) Jamak: هُمْ (= mereka) untuk Mudzakkar dan هُنَّ untuk Muannats.





Yuk Belajar Bahasa (Chapter 4)

Posted On 16:47 by Admin 0 komentar

ضَمِيْر نَصْب
DHAMIR
NASHAB (Kata Ganti Objek)
Dhamir Nashab adalah turunan (bentuk lain) dari Dhamir Rafa' yang terdiri dari:
Dhamir Rafa'
Dhamir Nashab
Dhamir Rafa'
Dhamir Nashab
أَنَا
ي
أَنْتُنَّ كُنَّ
نَحْنُ نَا هُوَ هُ
أَنْتَ كَ هِيَ هَا
أَنْتِ كِ هُمَا هُمَا
أَنْتُمَا كُمَا هُمْ هُمْ
أَنْتُمْ كُمْ هُنَّ هُنَّ
Dhamir Nashab berfungsi sebagai objek dan tidak dapat berdiri sendiri; ia terikat dengan kata lain dalam suatu kalimat, baik itu dengan Isim, Fi'il ataupun Harf.
1) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Isim dalam kalimat:
أَنَا مُسْلِمٌ، دِيْنِيَ اْلإِسْلاَمُ = saya seorang muslim, agamaku Islam
نَحْنُ مُسْلِمُوْنَ، دِيْنُنَا اْلإِسْلاَمُ = kami orang-orang muslim, agama kami Islam
أَنْتَ مُسْلِمٌ، دِيْنُكَ اْلإِسْلاَمُ = engkau (lk) seorang muslim, agamamu Islam
أَنْتِ مُسْلِمَةٌ، دِيْنُكِ اْلإِسْلاَمُ = engkau (pr) seorang muslim, agamamu Islam
2) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Fi'il dalam kalimat:
أَنْتُمَا مُسْلَمَانِ، اَللهُ يَرْحَمُكُمَا = kamu berdua adalah muslim, Allah merahmati kamu berdua
أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، اَللهُ يَرْحَمُكُمْ = kalian (lk) adalah muslimun, Allah merahmati kalian
أَنْتُنَّ مُسْلِمَاتٌ، اَللهُ يَرْحَمُكُنَّ = kalian (pr) adalah muslimat, Allah merahmati kalian
هُوَ مُسْلِمٌ، اَللهُ يَرْحَمُهُ = dia (lk) adalah muslim, Allah merahmatinya
3) Contoh Dhamir Nashab yang terikat dengan Harf dalam kalimat:
هِيَ مُسْلِمَةٌ، لَهَا رَحْمَةُ اللهِ = dia (pr) adalah seorang muslimah, untuknya rahmat Allah
هُمَا مُسْلِمَانِ، لَهُمَا رَحْمَةُ اللهِ = mereka berdua adalah muslim, untuk mereka berdua rahmat Allah
هُمْ مُسْلِمُوْنَ، لَهُمْ رَحْمَةُ اللهِ = mereka (lk) adalah muslimin, untuk mereka rahmat Allah
هُنَّ مُسْلِمَاتٌ، لَهُنَّ رَحْمَةُ اللهِ = mereka (pr) adalah muslimat, untuk mereka rahmat Allah
Gabungan Dhamir Nashab yang melekat pada Isim akan membentuk Isim Ma'rifah dengan pola Mudhaf-Mudhaf Ilaih dimana Isim di depannya merupakan Mudhaf sedang Dhamir Nashab di belakangnya merupakan Mudhaf Ilaih.
بَيْتِيْ (=rumahku) --> بَيْتٌ [Mudhaf] + ي [Mudhaf Ilaih]
كِتَابُكَ (=bukumu) --> كِتَابٌ [Mudhaf] + كَ [Mudhaf Ilaih]
مَدْرَسَتُهُمْ (=sekolah mereka) --> مَدْرَسَةٌ [Mudhaf] + هُمْ [Mudhaf Ilaih]

فِعْل
FI'IL (Kata Kerja)
Fi'il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu terjadinya:
1. FI'IL MADHY (
فِعْل مَاضِي ) atau Kata Kerja Lampau.2. FI'IL MUDHARI' ( فِعْل مُضَارِع ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.
Baik Fi'il Madhy maupun Fi'il Mudhari', senantiasa mengalami perubahan bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa'il ( فَاعِل ) atau Pelaku pekerjaan itu.
Untuk Fi'il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata, sedangkan untuk Fi'il Mudhari', perubahan bentuknya terjadi di awal kata dan di akhir kata.
Dhamir Fi'il Madhy Fi'il Mudhari' Tarjamah
أَنَا
فَعَلْتُ
أَفْعَلُ = saya mengerjakan
نَحْنُ فَعَلْنَا نَفْعَلُ = kami mengerjakan
أَنْتَ فَعَلْتَ تَفْعَلُ = engkau (lk) mengerjakan
أَنْتِ فَعَلْتِ تَفْعَلِيْنَ = engkau (pr) mengerjakan
أَنْتُمَا فَعَلْتُمَا تَفْعَلاَنِ = kamu berdua mengerjakan
أَنْتُمْ فَعَلْتُمْ تَفْعَلُوْنَ = kalian (lk) mengerjakan
أَنْتُنَّ فَعَلْتُنَّ تَفْعَلْنَ = kalian (pr) mengerjakan
هُوَ فَعَلَ يَفْعَلُ = dia (lk) mengerjakan
هِيَ فَعَلَتْ تَفْعَلُ = dia (pr) mengerjakan
هُمَا فَعَلاَ يَفْعَلاَنِ = mereka berdua (lk) mengerjakan
هُمَا فَعَلَتَا تَفْعَلاَنِ = mereka berdua (pr) mengerjakan
هُمْ
فَعَلُوْا
يَفْعَلُوْنَ = mereka (lk) mengerjakan
هُنَّ فَعَلْنَ يَفْعَلْنَ = mereka (pr) mengerjakan
Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FI'LIYYAH ( جُمْلَة فِعْلِيَّة ) atau Kalimat Verbal (kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa'il (Pelaku) bisa di depan dan bisa pula di belakang Fi'il (Kata Kerja).
1) Untuk Dhamir Ghaib atau "orang ketiga" ( هُنَّ - هُمْ - هُمَا - هِيَ - هُوَ ).
a. Bila Fa'il mendahului Fi'il maka perubahan bentuk dari Fi'il tersebut harus mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak setelah Fa'il:
اَلْمُسْلِمُ دَخَلَ الْمَسْجِدَ
= muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَةُ دَخَلَتِ الْمَسْجِدَ
= muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَانِ دَخَلاَ الْمَسْجِدَ
= dua muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَتَانِ دَخَلَتَا الْمَسْجِدَ
= dua muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمُوْنَ دَخَلُوا الْمَسْجِدَ
= kaum muslimin memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَاتُ دَخَلْنَ الْمَسْجِدَ
= kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak setelah Fa'il:
اَلْمُسْلِمُ يَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
= muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَةُ تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
= muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَانِ يَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
= dua muslim itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَتَانِ تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
= dua muslimah itu memasuki masjid
اَلْمُسْلِمُوْنَ يَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ
= kaum muslimin memasuki masjid
اَلْمُسْلِمَاتُ يَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ
= kaum muslimat memasuki masjid

b. Sedangkan bila Fi'il mendahului Fa'il, maka bentuk Fi'il tersebut selalu Mufrad, (meskipun Fa'il-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta'nits ( ت تَأْنِيْث ) atau "Ta Penanda Muannats" pada Fi'il yang Fa'il-nya adalah Muannats.
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Madhy yang terletak sebelum Fa'il:
دَخَلَ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ
= muslim itu memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ
= muslimah itu memasuki masjid
دَخَلَ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ
= dua muslim itu memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ
= dua muslimah itu memasuki masjid
دَخَلَ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ
= kaum muslimin memasuki masjid
دَخَلَتِ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ
= kaum muslimat memasuki masjid
Contoh Jumlah Fi'liyyah dengan Fi'il Mudhari' yang terletak sebelum Fa'il:
يَدْخُلُ اَلْمُسْلِمُ الْمَسْجِدَ
= muslim itu memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَةُ الْمَسْجِدَ
= muslimah itu memasuki masjid
يَدْخُلُ الْمُسْلِمَانِ الْمَسْجِدَ
= dua muslim itu memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَتَانِ الْمَسْجِدَ
= dua muslimah itu memasuki masjid
يَدْخُلُ الْمُسْلِمُوْنَ الْمَسْجِدَ
= kaum muslimin memasuki masjid
تَدْخُلُ الْمُسْلِمَاتُ الْمَسْجِدَ
= kaum muslimat memasuki masjid
2) Untuk Fa'il lainnya ( أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتَ - أَنْتِ - نَحْنُ - أَنَا )
tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi'il sebagaimana mestinya.
Fi'il Madhy
Fi'il Mudhari'
دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ (أَنَا) أَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
saya telah memasuki masjid saya memasuki masjid
دَخَلْنَا الْمَسْجِدَ (نَحْنُ) نَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
kami telah memasuki masjid kami memasuki masjid
دَخَلْتَ الْمَسْجِدَ (أَنْتَ) تَدْخُلُ الْمَسْجِدَ
engkau telah memasuki masjid
engkau memasuki masjid
دَخَلْتِ الْمَسْجِدَ (أَنْتِ) تَدْخُلِيْنَ الْمَسْجِدَ
engkau (pr) telah memasuki masjid engkau (pr) memasuki masjid
دَخَلْتُمَا الْمَسْجِدَ (أَنْتُمَا) تَدْخُلاَنِ الْمَسْجِدَ
kamu berdua telah memasuki masjid kamu berdua memasuki masjid
دَخَلْتُمُ الْمَسْجِدَ (أَنْتُمْ) تَدْخُلُوْنَ الْمَسْجِدَ
kalian (lk) telah memasuki masjid kalian (lk) memasuki masjid
دَخَلْتُنَّ الْمَسْجِدَ (أَنْتُنَّ) تَدْخُلْنَ الْمَسْجِدَ
kalian (pr) telah memasuki masjid kalian (pr) memasuki masjidhttp://arabindo.co.nr